PENGARUH KADAR AIR TERHADAP HASIL PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK DENGAN METODE OPEN WINDROW

Vaneza Citra Kurnia, Sri Sumiyati, Ganjar Samudro

Abstract


Banyaknya jumlah daun yang berguguran di suatu wilayah atau pemukiman merupakan potensi yang pantas diperhitungkan agar menjadi bahan yang bernilai guna, Salah satunya dengan melakukan pengomposan. Kadar air mempunyai peran yang kritis dalam rekayasa pengomposan karena dekomposisi material organik bergantung pada ketersediaan kandungan air. Kadar air menjadi kunci penting pada proses pengomposan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kadar air terhadap pengomposan sampah organik yaitu sampah daun kering dan menentukan kadar air optimum untuk pengomposan sampah organik berupa daun kering. Penelitian ini menggunakan variasi kadar air (40%, 50%, dan 60%) dan perlakuan ukuran bahan dicacah menjadi ukuran 1cm dan  menggunakan MOL tetes tebu sebagai bioaktivator.Waktu pengomposan berlangsung selama 30 hari dengan metode pengomposan secara open windrow. Berdasarkan penelitian ini kadar air yang optimal untuk proses pengomposan sampah organik daun kering adalah kadar air 60% dilihat dari Kadar C-Organik terendahnya sesbesar 27,324%, kandungan N-Total yang paling tinggi 2,441%,Rasio C/N terendahnya sebesar 11,194%, kandungan P-Total sebesar 0,211%, kandungan K-Total sebesar 1,7776% dan Nilai GI yang paling tinggi sebesar 125,58% dan kemudian hasil uji mikrobiologi menunjukan bahwa jumlah total koliform  yang ada pada kompos tidak lebih dari 1000 MPN/g.

Full Text:

PDF

References


Som, M et al.,(2009). Stability and maturity of a green waste and biowaste compost assessed on the basis of a molecular study using spectroscopy, thermal analysis, thermodesorption and thermochemolysis. Science Direct.

Lua, S.Y et al., (2007). Biodegradation of phthalate esters in compost-amended soil., dari NTU Taiwan. Ntur.lib.ntu.edu.tw/bitstream/246246/176909/1/68.pdf

Cahaya,A.T.S dan Nugroho, A.D, 2008. Pembuatan Kompos Menggunakan Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran dan Ampas Tebu). Semarang : Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Mulyono. 2016. Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga. Jakarta : Agromedia.

Ministry of Agriculture and Food. 1998. Composting Factsheet - BC Agricultural Composting Handbook (Second Edition 2nd Printing). Canada: BC Ministry of Agriculture, Food and Fisheries.

Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Jakarta: Badan Standar Nasional Indonesia

Luo, W dan Chen, T.B. (2007). Effect of moisture adjustments on vertical temperature distribution during forced-aeration static-pile composting of sewage sludge. Science Direct.

Hoitink, Harry A.J (2008). Control of the Composting Process: Product Quality. dari The Ohio State University. www.annualreviews.org/doi/pdf/10.11

Suehara, Ken-Ichoro et al.,(1999). Rapid Measurement and Control of the Moisture Content of Compost Using Near-Infrared Spectroscopy. Science Direct.

Yulianto, A. A, dkk. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu : Konversi Sampah Pasar Menjadi Kompos Berkualitas Tinggi. Jakarta: Yayasan Danamon Peduli.

Tuomela,M et al., (2000). Biodegradation of lignin in a compost environment: a review. Science Direct.

Isroi. 2008. Kompos. Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.

Baharuddin, A.S., M. Wakisaka, Y. Shirai, S. Abd-Aziz, N.A.A. Rahman, and M.A. Hassan. 2009. Co-Composting of Empty Fruit Bunches and Partially Treated Palm Oil Mill Effluents in Pilot Scale. International Journal of Agricultural Research. 4 (2) : 69 – 78.

Kusuma, M. A. 2012. Pengaruh Variasi Kadar Air Terhadap Laju Dekomposisi Kompos Sampah Organik di Kota Depok. (Tesis). Depok: Fakultas Teknik Program Studi Teknik Lingkugan Universitas Indonesia.

Lu Y., Wu X. and Guo J. (2009), Characteristics of municipal solid waste and sewage sludge cocomposting. The National Engineering Research Center, Tongji University.

Bernal, M.P et al., (2009). Composting of animal manures and chemical criteria of compost maturity assessment. Science Direct.

Nurdiansyah, A. B. 2015. Pengaruh Berbagai Tingkat Dosis Effective Microorganism 4 terhadap Rasio C/N, Rasio C/P, pH dan Fosfor Kompos Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.). (Skripsi). Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

Zucconi, F ., A. Pera, M. Forte and M. de Bertoldi. 1981. Evaluating Toxicity of Immature Compost. Biocycle

Selim, Sh. M., Zayed, M. S., Atta, H. M., (2012), Evaluation of Phytotoxicity of Compost During Composting Process. Nature and Science 10(2).




DOI: http://dx.doi.org/10.22441/jtm.v6i2.1191

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Mesin

Jurnal Teknik Mesin (JTM)
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan No. 01, Kembangan, Jakarta Barat 11650, Indonesia
Email: [email protected]
Telp.: 021-5840815/ 021-5840816 (Hunting)
Fax.: 021-5871335

JTM is indexed by the following abstracting and indexing services:

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View My Stats