REPRESENTASI BIAS GENDER PADA KONTEN IKLAN INSTAGRAM TELEVISI (IGTV) SERIES “JUJUR… AKU…” (Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Akun Media Sosial Netflix Indonesia)

Agus Nia

Abstract


Perempuan seringkali ditemui sebagai pemeran iklan dengan karakter lemah, pasif, atau dianggap remeh serta peran ibu rumah tangga yang kerap masih berkutat pada peran domestik. Dalam penelitian ini, Peneliti berusaha melihat bagaimana bias gender masih tergambarkan pada konten iklan yang terdisribusi di media sosial Instagram akun Netflix Indonesia.

Isu bias gender dapat dikatakan sebagai isu yang tidak pernah usang dan pada praktiknya isu ini belum terselesaikan dan masih terus memposisikan perempuan pada posisi yang termarjinalkan dalam budaya patriarki. Platform over the top (OTT) seperti Netflix pun kerap menangkap fenomena bias gender pada konten film maupun series yang ada pada platformnya. Gambaran masih suburnya budaya patriarki masih tergambar dalam konten iklan Instagram Televisi (IGTV) “Jujur… Aku…” yang ditayangkan pada akun media sosial Netflix Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah berusaha menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos yang direpresentasikan dalam konten tersebut dengan paradigma kritis dengan teori representasi Stuart Hall yang melihat representasi dalam dua sistem yakni yang pertama dalam sistem konsep (concept) dan gambaran (image) serta yang kedua dalam sistem bahasa (language) serta menggunakan metode penelitian semiotika Roland Barthes yang menjadikan makna konotatif sebagai kunci penelitian ini dalam melihat mitos yang terdapat pada unit analisis penelitian ini.

Dari 17 scene terdapat 13 pemaknaan analisis semiotika Roland Barthes yang dapat disignifikansi baik secara denotatif maupun secara konotatif. Sementara itu, terdapat pesan terselubung di balik iklan Netflix di mana terdapat pesan bahwa tren pergeseran perilaku meonton yang sebelumnya berlangsung pada media konvensional dan sekarang menuju pada kecenderunga perilaku menonton pada platform OTT yang berbasih streaming dengan menggunakan jaringan internet, pada konteks penelitian ini, salah satunya Netflix.

Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana mitos bias gender banyak direpresentasikan dengan menggambarkan keterbatasan ruang gerak perempuan, dalam konteks penelitian ini, perempuan yang telah berumah tangga dan hidup berpisah dari keluarga inti (ayah, ibu adik/kakak). Penelitian ini juga memberi kritik terhadap kesetaraan dan penyamarataan Pendidikan antara perempuan dan laki-laki agar bias gender yang terbentuk di masyarakat dapat terminimalisir dengan fundamental pendidikan dan nalar berpikir yang setara serta adanya transparansi komunikasi pada tataran keluarga yang belum terjadi secara optimal akibat rasa takut perempuan atau istri terhadap suami yang membuat stigma maskulinitas semakin melekat dan budaya patriarki dalam masyarakat menjadi isu penting yang perlu diperhatikan agar tidak menciptakan subordinasi yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki.


Keywords


Representasi; Bias Gender; Semiotika; Roland Barthes; Instagram; IGTV; Netflix

Full Text:

PDF

References


A. Shimp, Terence. (2000). Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anggraeni, Ellynda Kusuma. (2021). Fear of Missing Out (FOMO), Ketakutan Kehilangan Momen. Kemenkeu RI. Diakses 15 Februari 2022, Pukul 09.48 WIB. Link: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13931/Fear-Of-Missing-Out-FOMO-Ketakutan-Kehilangan-Momen.html)

Aurelia, Joan. (2019). Kenikmatan 'Binge Watching' yang Bikin Pening. Tirto.id. Diakses pada Sabtu, 2 November 2019 Pukul 01.10 WIB. Link: https://tirto.id/kenikmatan-binge-watching-yang-bikin-pening-ehvu

Azwar, Saifuddin. (2013). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Atmoko Dwi, Bambang. (2012). Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta: Media Kita

Berger, Arthur Asa. (2000). Media Analysis Techniques. Alih Bahasa Setio Budi. Yogyakarta: Andi Offset

Burton, Graeme. (2012). Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra

Etzel, M.J., B.J. Walker and W.J. Stanton. (1997). Marketing. USA: Irwin/Mc-Graw Hill

Effendy, Onong Uchjana. (2013). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Elliot, A. (2010). The Routledge Companion to Social Theory. Abingdon: Routledge

Fakih, Mansour. (2005). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Fiske, John. (1990). Introduction to Communication Studies. London: Second Edition

Flew, Terry. (2002). New Media: An Introduction. Oxford University Press, Melbourne, Victoria

Griffin, E.M. (2011). A First Look At Communication Theory. Eight Edition. New York: McGraw Hill

Hall, Catherine. (1992). White, Male, and Middleclass. Cambridge: Polity Press

Hall, Stuart. (1997). Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. First Edition, UK: Sage Publications

Handayani, Trisakti dan Sugiarti. (2002). Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

John m Echols dan Hasan Shadily. (1976). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Kurniawan, Harso (2021). Ini Daftar Tujuh Pemain Utama OTT di Indonesia. Investor.id. Diakses pada Jumat, 11 Maret 2022 Pukul 21.32 WIB. Link: https://investor.id/it-and-telecommunication/244173/ini-daftar-tujuh-pemain-utama-ott-di-indonesia

Liputan6.com. (2019). Siapa Tiga Setia Gara? Berikut 5 Fakta Tentang Sosoknya. Diakses pada 18 Januari 2020 Pukul 04.07 WIB. Link: https://www.liputan6.com/showbiz/read/4063999/siapa-tiga-setia-gara-berikut-5-fakta-tentang-sosoknya.

Mcquail, Dennis. (2010). McQuail’s Mass Communication Theory. UK : Sage Publications, Ltd

Mar’ay, Prof. DR. (1981). Sikap Manusia, Perubahan, Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nickie Charles. (1993). Gender Divisions and Social Changes. Boston: Barnes & Noble Books

Neuman, W. Lawrence. (2003). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Pearson Education Inc

Onggo, Bob Julius. (2008). Google PR: Strategi Mengomunikasikan Brand dan Produk Anda dengan Sangat Efektif Melalui Internet. Examedia Publishing: Bandung

Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:Pelangi Aksara

Purnama, Hadi. (2011). Media Sosial di Era Pemasaran 3.0. Jakarta: Puskombis & Aspikom

Remotivi. (2015). Stereotipe Perempuan Dalam Media. Diakses pada 18 Januari 2020 Pukul 03.49 WIB. Link: http://www.remotivi.or.id/amatan/28/stereotipe-perempuan-dalam-media

Saebani, Beni Ahmad. (2018). Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Setia

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA

Sumarwan, Ujang, dkk. (2013). Riset Pemasaran dan Konsumen Seri 3 . Bogor: IPB Press

Sutisna. (2003). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Synnot, Anthony. (2003), Tubuh Sosial, Simbolisme, Diri, dan Masyarakat. Yogyakarta: Jalasutra

Umar, Junus. (1981). Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan

Utari, Prahastiwi. (2011). Media Sosial, New Media dan Gender Dalam Pusaran Teori Komunikasi. dalam Fajar Junaedi (ed). Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi. ASPIKOM, Yogyakarta

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2013). Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media

Zoest, Van. (1991). Fiksi dan Non Fiksi Dalam Kajian Semiotika. Jakarta: Intermasa




DOI: http://dx.doi.org/10.22441/mediakom.v10i2.15171

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


MEDIAKOM Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Tlp./Fax: +62215871335
p-ISSN: 1979-0139
e-ISSN: 2597-4793
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/mediakom



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View My Stats

 

The Journal is Indexed and Journal List Title by: