PERANCANGAN GEDUNG MICE KAI DENGAN PENDEKATAN INFILL ARSITEKTUR
Abstract
Kawasan Cagar Budaya memiliki peran krusial dalam pelestarian kekayaan budaya bangsa, seiring dengan peraturan undang-undang yang telah disahkan sebelumnya. Tantangan muncul ketika akan melakukan pembangunan baru di sekitar kawasan tersebut. Meskipun Kawasan Cagar Budaya patut dihormati dan dilestarikan, perlu diakui bahwa ia juga harus beradaptasi dengan perkembangan zaman yang penuh gairah.
PT KAI, sebagai pemilik kawasan ini, berkomitmen untuk mengubah tampilan kawasan yang sebelumnya dikenal sebagai pergudangan yang suram menjadi pusat budaya baru dan pusat pendidikan bagi karyawan mereka. Transformasi ini tidak hanya bertujuan memberikan nilai tambah internal, melainkan juga untuk menghidupkan kembali arus pariwisata yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan, bahkan Kota Bandung secara keseluruhan. Oleh karena itu, PT KAI mengadakan sayembara-sayembara untuk mendapatkan ide-ide kreatif yang dapat diimplementasikan.
Salah satu contohnya adalah perancangan MICE (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition). MICE ini tidak hanya berfungsi sebagai wajah baru kawasan, tetapi juga sebagai tempat pertemuan, taman kota, dan beragam acara lainnya. Pendekatan Infill Arsitektur digunakan dalam perancangan MICE untuk memastikan bahwa bangunan baru berbagi semangat yang sejalan dengan bangunan yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian, upaya transformasi ini tidak hanya menjadi pengembangan fisik, tetapi juga menciptakan harmoni antara masa lalu dan masa kini.
Kata Kunci : Kawasan Cagar Budaya,MICE,Pendekatan Infill Arsitektur.
Full Text:
UntitledRefbacks
- There are currently no refbacks.