KONSEP TRADISIONAL BALI PADA KAWASAN INDONESIA TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION (ITDC) NUSA DUA, KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI
Abstract
Pesatnya perkembangan Bali sebagai destinasi wisata unggulan berpotensi mengakibatkan terjadinya perubahan budaya dan memudarnya konsep arsitektur tradisional Bali di Kawasan pariwisata khususnya ITDC. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan identifikasi konsep arsitektur tradisional Bali dan kesesuaian ruang terhadap kegiatan di ITDC yang berbasis Tri Hita Karana (THK). Penelitian ini memuat tiga tahapan utama yaitu studi pustaka, observasi lapangan, dan wawancara. Data penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga konsep Tradisional Bali yang diterapkan pada kawasan ITDC yaitu Tri Hita Karana, Tri Mandala, Catur Warna. Tri Hita Karana terlihat dari pembagian ruang berdasarkan tingkat kesucian yaitu parhyangan, pawongan, palemahan. Konsep Tri Mandala membagi ruang berdasarkan keseimbangan dengan orientasi kangin kauh/timur barat, dan konsep Catur warna terbukti dari konsep penanaman tanaman yang sesuai dengan warna arah mata angin di Bali. Hasil penelitian juga menunjukan kesesuaian ruang terhadap kegiatan berdasarkan konsep Tri Hita Karana di ITDC terbukti dari kegiatan yang dilaksakan berdasarkan zona sakral dan profan dimana area parhyangan yang digunakan sebagai zona persembahyangan, pawongan sebagai zona akomodasi wisatawan, dan palemahan sebagai zona pengelolaan limbah. Temuan ini berkontribusi secara praktis terhadap upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Bali melalui penerapan prinsip arsitektur tradisional yang selaras dengan nilai-nilai lokal dan keseimbangan lingkungan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Dwijendra A. (2008). Arsitektur rumah tradisional Bali. Denpasar. Udayana University Press.
Gelebet, I. N., Meganada, I. W., Negara, I. M. Y., Suwirya, I. M., Surata, I. N. (2002). Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Denpasar. Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata.
Gunawan, A., Edison, F. M., Mugnisjah, W. Q., Utami, F, N, H., (2019). Indonesian Cultural Landscape Diversity: Culture-Based Landscape Elements of Minangkabau Traditional Settlement. International Journal of Conservation Science, 10(4):701–710. http://www.ijcs.uaic.ro/public/IJCS-19-63_Gunawan.pdf
Makhmud, D. F., Radnawati, D., & Syahadat, R. M. (2020). Kajian efektivitas kapasitas kerja pada kegiatan pemeliharaan common area di Kawasan Pariwisata The Nusa Dua, Bali. Jurnal Arsitektur Lansekap, 6(2), 247. https://doi.org/10.24843/jal.2020.v06.i02.p12
Munandar, A. A. Apresiasi dan makna kisah mahabrata dalam Masyarakat jawa kuno. Multikultura, 1 (4). https://doi.org/10.7454/multikultura.v1i4.1120
Pranditha, I. D. G. A. S., Gunawan, A., Munandar, A. (2021). Balinese Traditional Home Garden Concept Based on Traditional Manuscript. International Journal of Conservation Science, 12(4):1557–1568.
Primayana, K. H., Sastrawan, K. B. (2021). Urgensi Manajemen Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tri Hita Karana dalam Meningkatkan Komitmen Organisasi Guru. Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar. 2(2): 63-72.
Prime, R. (2006). Tri Hita Karana Ekologi Ajaran Hindu Benih-Benih Kebenaran. Surabaya. Paramita.
Samadhi, T. N. (2004). Making cosmo-religious landscapes: The design of a Balinese town’s civic center (Bali, Indonesia). Habitat International, 28(1): 103–122. https://doi.org/10.1016/S0197-3975(03)00032-8
Silalahi U. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung. Unpar Press.
Sardiana, I.K. Windia, W. P. Sudiana, I. G. N. Sundra, K. Sudarka, W. Sudibya, M. W. Dinata, K. K. Sarwadana, S. M. Sukersa. W. Wijaya, I. N. Budaarsa, K. Setiabudhi, K. R. Kumbara, AA. N. A. Suarsana, N. Arsiartayasa, W. (2014). Taman Gumi Banten Ensiklopedia Tanaman Upakara. Denpasar. Swasta Nulus Denpasar.
Sulistyawati A. 2018. Teo-Kosmologi Arsitektur Bali & Transformasinya. Surabaya. Paramita.
Sugiyono D. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV. Alfabeta.
Suryada, I. G. A. B. (2020). Konsepsi Tri Mandala dan Sanga Mandala dalam Tatanan Arsitektur Tradisional Bali. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/343547185
Yudantini, N. M., Jones. D. (2015). The Catuspatha Pattern in Balinese Palace: Architectural Conservation and Challenges. Procedia Environmental Sciences, 28(SustaiN 2014), 538–548. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2015.07.064
DOI: http://dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2025.v15i3.006
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan
License URL: http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/virtuvian/article/view/34125
Layout Jurnal Vitruvian:Download
Declaration & CTA Form Vitruvian:Download
(WAJIB DI UPLOAD SEBAGAI SUPLEMENTARY SAAT SUBMIT ARTIKEL)
Vitruvian
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Tlp./Fax : +62215871335
Surel : [email protected]
p-ISSN : 2088-8201
e-ISSN : 2598-2982
Website : http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/virtuvian
DOI : 10.22441/vitruvian
Vitruvian is indexed by the following abstracting and indexing services:

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.







