TINJAUAN ESTETIKA FOTO HITAM PUTIH PADA FOTOGRAFI LANSEKAP KARYA HENGKY KOENTJORO

Junaidi Salam

Abstract


Kemampuan seseorang dalam apresiasi foto menjadi lebih baik bila menguasai banyak aspek teknis dan non-teknis fotografi. Sisi artistik saja belum cukup kuat untuk membuat foto tersebut menjadi menarik. Tanpa kemampuan teknis, seorang fotografer menghasilkan foto tanpa kualitas maksimal. Sebaliknya, tanpa sentuhan seni, foto yang dihasilkan tentu tanpa rasa. Kekuatan sebuah foto dibangun oleh sejumlah unsur, yakni, pilihan objek, cahaya, komposisi, angle dan momen. Fotografer perlu untuk mengkaji obyek, menyeleksi, memilih dengan mendekatkan atau menjauh, mencari posisi untuk mendapatkan angle yang baik serta menunggu momen. Obyek studi penulisan ini adalah karya fotografi fine art karya Hengki Koentjoro dengan teknik long exposure. Secara umum, fine art photography didefinisikan sebagai gabungan karya seni dan fotogarafi yang dilakukan dengan kecermatan, ketelitian, presisi, dan perhitungan matang. Dimulai dari ide, konsep, pra-visualisasi, pengambilan gambar, penerapan teknik, termasuk keahlian mencetak gambar. Teknik long exsposure mengacu pada shutter speed yang lama, yakni teknik khusus untuk mengambil foto dengan membuka shutter kamera untuk waktu yang lama. Hal ini memungkinkan lebih banyak cahaya memasuki kamera sampai shutter tertutup. Secara teknis, kamera membaca lebih banyak data dari subjek, mengumpulkan detail-detail, dan menciptakan efek blurring pada subjek yang bergerak. Ada banyak cara membuat efek blurring yang dapat digambarkan dalam fotografi, hanya praktek dan eksperimentasi yang memungkinkan untuk memahami dan memprediksi efek long exposure dalam kaitannya dengan waktu dan gerak.

Kata kunci : fine art, long exposure, fotografi, lansekap, Hengki Koentjoro

 

Abstract

A person’s ability in appreciating a photo  tends to be better when using many aspects of technical and non-technical photography. Sometimes the artistic side is not strong enough to make a photo looks interesting. Without technical ability, a photographer produces images without maximum quality. Without a touch of art, the resulting picture is certainly without taste. The power of a photo is built from different elements, such as  the choice of objects, light, composition, angle and moment. A photographer also has to examine and select an object,  find a good position and angle, and wait for the moment. This research focuses in studying Hengki Koentjoro’s fine art photography with long exsposure technique. Like a piece of art, fine art photography was done with precision, precision, precision, and mature calculations. Starting from idea, concept, pre visualization, shooting, application of technique, including the skill of photo printing. Long exsposure is a special technique to take photos by opening the camera shutter for a long time. This allows more light to the camera until shutter is closed. Technically, the camera reads more data from the subject, a collection of details, and the effect is blurring on a moving subject. There are many ways to create blurry effects in photography, only practice and experimentats that allow viewers  to understand and predict the effect of long-exposure shoots, in its relation with time and motion.

Keywords : fine art, long exposure, photography, landscape, Hengki Koentjoro


Keywords


fine art, long exposure; fotografi; lansekap; Hengki Koentjoro

Full Text:

PDF PDF

References


Abdi, Yuyung. (2011). Photography from my eyes. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggoa IKAPI.

Abdullah, Mahdi. (2017). Memahami Pluralitas Kontekas dan Lokalitas Citra Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Narada 4(1), 15-32.

Clayton, Albert G. (2003). Sign And Wonders. New York : Simon & Schuster, inc

Desmond, William. (1990). Philosophy and It’s Other, Says of Being and Mind. Albany, NY: State University of New York press.

Epss, K. N. H. (2004). Relationship Between Color and Emotion : A Study of College Students. College Student Journal 38(3), 395-405.

Excell, Laurie. (2012). Komposisi. Jakarta: Elex media Komputindo .

Faris, Angela Belt. (2008). The Elements of Photography. Oxford, UK : Elsevier’s Science & Thechnology Rights Departement, 166 – 168.

Hemphill, M. (1996). A Note On Adult Colour Emotion Assosiations. The Journal of Genetic Psychology 157(3), 275-280.

Hopkins, Burt C. (2011). The Origin of the Logic of Symbolic Mathematics, edmund Husserl and Jacob Klein. Bloomington, Indiana: Indiana University Press.

Jakti, R. D., & Purbasari, M. (2011). Warna Dari Sisi Budaya/Kultural Menggunakan Teori Johannes Itten. Humaniora 2(2) Oktober, 474-482.

Koentjoro, Hengki. (2015). Waterscape. Diambil dari http://www.hengki-koentjoro.com/gallery/#/waterscape/

Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A. (2009). Teori Komunikasi, Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.

Meilani. (2013). Teori Warna : Penerapan Lingkaran Warna Dalam Berbusana. Humaniora 4(1), 326-338.

Purbasari, M., Luzar, L. C., & Farhia, Y. (2015). Analisis Asosiasi Kultural Atas Warna. Humaniora 5(1), 172-184.

Pusaka Jawatimuran. (2012, 15 Maret). Upacara Jalani Dhipuja. Diambil dari https://jawatimuran.wordpress.com/2012/03/15/3624/

Rahmat, Jalaludin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Resita, M. P. (2011). Teori Yang Memperkuat Kebutuhan Penamaan Warna Untuk Buku Khazana Warna. Humaniora 2(2), 1474-1482.

Aswan,R. Kajian Strategi Visual Pada Media Promosi Motion Graphic Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU). Volume 5 Edisi 2 September 2018. Narada: Jurnal Desain Dan Seni. 4(3)

Siandari, A. (2013). Makna Simbolis Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak Lombok NTB. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudarminta, J. (2002). Epistemologi Dasar. Yogyakarta: kanisius

Sutrisno, Siddhartha. (2008). “Fotografer mental keramaian & kebetulan”, Prolog: Dogmatisme dan Anti Dogmatisme. Thelight XII.

Ulita, N. (2013). Strategi Pemasaran Pariwisata Mentawai Melalui Kesenian Muturuk. Yogyakarta: Institus Seni Indonesia Yogyakarta.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2011). Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 126.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


NARADA: Jurnal Desain & Seni

Fakultas Desain dan Seni Kreatif
Universitas Mercu Buana
Gedung E Lantai 4
Jl. Raya Meruya Selatan no.1, Kembangan, Jakarta 11650
Tlp./Fax: +62215871335

Journal International Standard Serial Number (ISSN) Registration:

 

The Journal is indexed by:

Tools for Citations & Plagiarism Detection:

 
 

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0 Internasional